Menunggu waktu

Pagi senin yang cerah membuka cerita kali ini..

Upacara pagi adalah rutinitas tanpa alasan untuk tidak kita laksanakan sebagai tanda menghargai jasa para pahlawan, yah terkecuali hujan atau sedang ujian. Seperti biasa setelah selesai upacara seluruh siswa memasuki kelas, mengipaskan badan dengan buku tulis yang telah tersusun rapi didalam tas. Akupun melakukan hal yang sama, mengambil buku yang telah selalu tersedia dibawah meja. Maklum saja kawan, disana tempat terbaik untuk menitipkan sumber ilmu selain tas ransel. Aman dari hujan dan kata tertinggal.. 

Ada selembar kertas yang terlipat rapi jatuh ke lantai keramik kelas saat buku aku keluarkan dari laci meja, ternyata itu surat kawan.. surat cinta isinya. sosok misterius yang tidak mencantumkan identitas menuliskan curahan perasaan. Entah apa maksudnya, aku bukan tipikal manusia dengan rasa perduli yang tinggi apa lagi harus mencari tau siapa sosok misterius itu. Semoga saja perempuan. Andai sosok misterius itu seorang lelaki yang biasa bertemu di toilet sekolah setiap pagi, Telapak kakiku ini bisa hinggap di wajahnya dengan sempurna..

Perkenalkan, aku biasa dipanggil Rieu, Ryuzaki Taro lengkapnya. Terdengar cukup aneh nama pemberian orang tuaku ini, katanya terinspirasi dari sebuah botol obat yang terlihat cukup menarik, sesederhana itu. Persis seperti kepribadianku..Sederhana namun menarik dimata dan menyenangkan hati siapapun yang melihat. Semoga saja

Bel istirahat berbunyi,
Iue ayo ke kantin, lambung gua udah hilang rasanya.. sambil menarik tanganku. Namanya Dotamana, biasa kami memangginya masdut. Seorang lelaki yang hanya tertarik pada pelajaran olahraga, selebihnya kalian bisa membayangkan betapa tersiksanya dia berhadapan dengan pelajaran matematika dan fisika. Tenang saja kawan, pelajaran agama tetap jadi prioritas. Kami telah sepakat untuk mengikuti instruksi guru dengan ikhlas tanpa cabut dari kelas, mungkin juga karena sosok beliau yang menyenangkan. Lelaki tanpa banyak bicara namun mempunyai hafalan Al-Quran 30 juz diluar kepala.

Kantin..

Bude, Bakso 2 dong.. minumnya teh es manis..teriak masdut.
eh iue, gua penasaran, siapa sih yang tertarik sama elu, gantengan juga gua.. ya walaupun sekarang masih jomblo, itu karna gua ngehargain elu.. gak tega gua ngeliat lu dikantin sendiri.

Bodo amat, iya gantengan elu.

Akhirnya lu ngakuin kegantengan gua setelah 7 tahun kita berteman..gimana gua cari tau siapa cewek misterius itu, tanya masdut..

Bodo amat, kalau perlu lu sikat sekalian dut.. mubazir kegantengan lu gak di maksimalin di sekolah.
sambil mengunyah bakso dimulut masdut mengangguk. 

Harus diakui, masdut lebih memiliki mental dan percaya diri yang cukup tinggi. Sabtu pagi dia melempar buku ke mejaku..liat isinya iue. ternyata buku diary teman sekelas ku,...........  (Bersambung)


 

Komentar

Postingan Populer