Indahnya rencana tuhan dalam mengabulkan doa hambanya

Batam, 26 Agustus 2019

Ada rasa yang tak biasa..
Seperti hidup terlahir kembali
Memulai,  merintis, tertawa atau menangis
Entah didalam hati atau terwakilkan oleh senyuman kaku yang tampak membeku

Ada yang tak biasa saat ku coba mengikuti ukiran warna ini..
Mulai bergejolak jiwa untuk menolak
Timbul tenggelam, huru-hara, panas-memanas, dan diam seribu bahasa
Omong kosong! ini hanya wacana sambil bercanda.

Mencoba melunakkan logika sejenak
Menikmati lebih jauh warna-warni ini
Jiwa manusia yang sehat takkan mampu menahan tawa
Melihat uniknya ketidaktauan yang terbelenggu oleh keyakinan
Bagai seorang pendekar tanpa pedang, namun memaksakan diri untuk berperang.
Layaknya pelaut yang berambisi mengarungi samudera hanya karna termotivasi lagu bocah tempo dulu "Nenek moyangku seorang pelaut".

Saat perbedaan tak dapat lagi menyatukan rasa
Saat perbedaan tak mampu menghadirkan tawa dan
Perlahan mengikis habis optimis.

Coba untuk berbenah dan menerima kenyataan. 
Entah melompat lebih tinggi atau sebaliknya, menyusut layu bagaikan putri malu tersentuh tiupan angin lalu..

Logika jangan mati karna ambisi 
Harapan jangan hilang jika kecewa menyerang
Semangat tak boleh pergi dari seorang yang tak perduli, dengan cara pikir yang belum berdiri.

Di saat harapan tak lagi dianggap ada...

Timbul pertanyaan..

Bercanda ?

Karna secercah harapan dan janji mampu membangkitkan ambisi mencapai target tertinggi
Membuat semangat menggebu disiang panas yang berdebu
Masih terdengar jelas hela nafas terengah penat dan hilang begitu saja bagai tak terlihat.

Sekali lagi, Bercanda ??

Menebar virus kekecewaan yang berkepanjangan
Seolah lupa jika hati mampu menyimpan rasa
Langkah kaki hakikatnya beriringan bersama rezeki
Jika niat telah bulat, takkakn mampu tergoyah sekalipun tangan berjabat.

Layaknya sebait lagu tempo dulu, " Bagai sang surya yang menyinari dunia".
Aku ingin menjadi orang yang berguna.

-Erga Kurniawan S, S.Pd


Entah disebut apa tulisan ini, puisi atau hanya coretan penat mengisi waktu luang menunggu waktu pulang. Tapi saya lebih senang jika tulisan ini disebut puisi.

Batam, sebagian masyarakat menyebutnya sebagai Kota TEH OBENG.  Apa ? teh obeng. Gak perlu kaget segitunya. Bawa selow aja biar cepet.. minum tehnya lupain obengnya, kelar pembahasan.
gak kerasa udah hampir 2 tahun di Batam. Bangun tidur, makan, boker, tidur lagi, bangun, boker lagi, dan kerja. Saya bekerja disalah satu Sekolah swasta sebagai guru olahraga dan sekaligus ngewasit. Wasit apaan sih ? Wasit Futsal dong. gini nih awal ceritanya..

Berawal dari sebuah pertemuan dengan salah seorang guru olahraga ditempat saya bekerja, Selain berprofesi sebagai guru beliau juga salah satu wasit Sepakbola Nasional yang pernah memimpin kompetesi Divisi Utama (Liga 2) dan liga 3 Nasional. Selain banyak memberikan masukan dalam mengajar beliau juga sosok yang mampu memotivasi saya untuk lebih jeli melihat peluang yang ada. Menarik sekali mendengar cerita dan bisa bertemu beliau disini. Evan Astriadi namanya kawan, Pemuda asli bengkulu inilah yang berhasil  membuka cerita panjang ini dan mengenalkan saya kepada dunia perwasitan futsal.

Foto bersama Pak Evan
Februari, 2018. Pertama kalinya saya menginjakkan kaki di Kota Batam dan mengajar di Sekolah ini. Masih belum mengenal sosok Pak Evan (begitu sapaan saya kepada beliau) dikarnakan beliau harus menjaga ayahanda tercinta yang sedang menjalani perawatan di Kota Jakarta. 

Maret, 2018. Jadi awal tandem maut kami sebagai guru olahraga disini, berhasil membungkus juara 2 Atletik O2SN Tingkat Sekolah Dasar Batam Kota. Disana saya mulai mengenal jauh sosok yang selalu optimis dan totalitas dalam bekerja maupun bersikap. Tepat di pertengahan bulan maret terdengarlah kabar bahwa akan ada Pelatihan Wasit Futsal Level 3 di Kota Batam bulan April nanti. Ada rasa cemas dan bahagia saat itu, cemas dikarnakan saya tidak memiliki riwayat dan belum berpengalaman dibidang perwasitan futsal secara mendalam. Bahagianya apa ya... ngebayangin tampil di TV ditonton oleh Emak dikampung (Polos bangetkan). Masih sangat jauh perjalanan untuk mencapai prestasi memimpin Liga Futsal Nasional, tapi saya yakin dan optimis suatu saat nanti Emak dan Bapak akan bangga melihat abang di TV.

Seminggu sebelum penataran Lisensi Level 3 dimulai timbullah masalah klasik, apa lagi kalau bukan masalah ghepeng alias duit alias uang. Mulai berpikir keras mencari uang pendaftaran Pelatihan. Saat itu jangankan 2.250.000, setengah dari nominal itu saja saya tidak punya. Orang tua tidak bisa membantu sepenuhnya dikarnakan harus membayar SPP Kuliah adek di Kota Pekanbaru. Panik, resah dan gelisah... menunggu disini..  lah malah nyanyi.. Atas saran Pak Evan, saya mencoba beranikan diri untuk meminjam uang kepada rekan-rekan ditempat saya bekerja. Hasilnya nihil, wajar saja sih jika belum ada yang berani memberikan pinjaman sebanyak itu kepada guru yang baru bergabung disekolah. Putus asa ? tidak kawan, belum berakhir perjuanganku merobekkan muka ku demi mendapatkan Lisensi ini. Mencoba menghubungi rekan-rekan sewaktu sekolah, di kampung halaman bahkan sampai kesemua orang yang dianggap bisa membantu. Alhamdulillah kawan, hasilnya tetap nihil.

Sampailah hari terakhir pendaftaran, namun uang masih belum ada ditangan. Nyanyi lagi ah ... Resah dan gelisah.. menunggu disini. mencari uang.. mengambil lisensi...

Setelah berusaha kesana-kemari mencari pinjaman, berpasrah diri menjadi pilihan. Ada doa yang terpanjat dalam sujud dhuha pagi itu.. Permudahkanlah segala urusanku Ya Allah..   
Mendekati makan siang, Pak Evan membuka percakapan.. Teacher Erga gak usah risau, masih ada jalan terakhir. Kita nanti bertemu langsung sama Bang Masril. Semoga beliau mengizinkan kita mengikuti pelatihan dan pembayarnya nanti sewaktu gajian. Awalnya saya menolak " Gak enak saya Pak Evan, saya mundur aja. Bapak aja yang lanjut"... Aahhhh jangan begitu, Bang Masril orangnya enak kok asalkan kita tepati janji, ucap Pak Evan.

Sekali lagi, kembali menebalkan muka dan menjadi jalan terakhir saya untuk mengikuti pelatihan ini. Harap cemas perasaan saat bertemu Bang Masril dilapangan Ikan Daun " Bang, kami mau ikut pelatihan tapi belum ada uang. Boleh gak kami ikut pelatihan bayarnya setelah gajian ?Tanya pak Evan kepadanya. Sangat terkejut saya mendengar jawaban Bang Masril.." Ya bolehlah.. Masuk aja dulu".. Ucapnya kepada Pak Evan.

Van, Ini siapa ? Mau daftar wasit juga ?.. ( Kembali pertanyaan ditujukan kepada pak Evan)
Saya langsung memperkenalkan diri dan mejelaskan maksud serta tujuan mendatangi beliau. Benar apa yang dikatakan Pak Evan, Beliau orangnya enak.

Yess.. Berhasil kawan.. Berusahalah berusahalah dan berdoalah sampai kebatas akhir kemampuan.

Bang Masril ? Iya kawan. Sosok yang akan kuceritakan nanti..

April, 2018. Tidak sia-sia rasanya pelatihan selama 4 hari, selain mendapatkan ilmu perwasitan saya juga bisa bertemu teman-teman baru dari berbagai Kabupaten/Kota se Provinsi Kepri bahkan ada peserta dari Provinsi lain. Saya ikuti dengan serius dari materi, praktek sampai tes fisik. Alhamdulillah semua peserta dinyatakan lulus dan berhak mendapatkan Lisensi wasit futsal level 3.

Foto Bersama Peserta pelatihan




Sertifikat Wasit Futsal Level 3, Erga Kurniawan. 2018

Foto bersama Pak Herry Chandra saat pelatihan
Yang paling spesial saat itu adalah saya bertemu guru sewaktu bersekolah di SMANSA SINGKEP dulu, kini kami bersama dalam satu ruangan dan lapangan. Bangga rasanya bisa berjuang bersama Pak Herry Chandra.. Siapa sangka dulunya beliau merupakan pelatih saya di Team SMANSA GlAMOUR (Timnasnya sekolah) untuk bertanding dibeberapa kompetisi dan sampai saat ini  Pak Herry Chandra masih aktif sebagai pelatih di Team MNC Dabo Singkep. Salut sama usaha beliau untuk memajukan persepakbolaan di Kabupaten Lingga Dabo Singkep khususnya. Semoga Bapak selalu diberi kesehatan dan limpahan rezeki dari Allah SWT..

Lingga, Karimun, Batam dan Tanjung Pinang merupakan Kabupaten/ Kota yang paling banyak mengirim jumlah pesertanya. Semakin banyak kita bertemu kawan baru semakin ramai relasi. Ini merupakan bonus dari mengikuti pelatihan seperti ini. Hari terakhir pelatihan ditutup dengan menonton pertandingan Final ATB CUP (turnamen futsal terbesar di Provinsi Kepri) di Temenggung Abdul Jamal, Batam.

Masih dibulan April, bulan yang penuh dengan perjuangan dan kenangan.. Pelatihan telah usai, saatnya membayar sisa uang pendaftaran. Gaji udah masuk kerekening.. aseek..senyum dong.. tapi tidak dengan saya. Ternyata masih banyak keperluan saat itu. "Biar kite tak makan nak, asalkan tak berhutang" Pesan Emak yang masih saya ingat sampai sekarang.

Lokasi kenangan
Hidup  adalah pilihan dan apa yang kita yakini harus diperjuangkan. Dengan sangat berat hati saya harus melepaskan (menjual) motor Shougun SP untuk melunasi biaya pelatihan. Saat itu saya meminta bantuan teman untuk mengurus proses transaksi jual-beli karna diwaktu bersamaan saya harus memimpin pertandingan futsal. Ini menjadi jalan terbaik saat itu untuk menjaga kepercayaan dan mempertanggung jawabkan apa yang menjadi pilihan.. Skip bagian cerita sulit ini terlalu panjang jika harus dituliskan. Bersyukur dan ambil hikmahnya saja dari setiap peristiwa.. karena kesuskesan tanpa kegagalan serasa keberuntungan. Lapangan futsal UNIBA menjadi saksi dimulainya perjuangan ini. Wasit-wasit futsal Batam berlatih bersama termasuk saya, Pak Evan dan Bang Masril. Terharu sekaligus bahagia kala itu digembleng, diberi masukan dan motivasi oleh Bang Masril.

Hidup adalah pilihan  
Melepaskan itu sulit, namun percayalah akan tuhan ganti dengan yang lebih baik..

Bodoh banget, masa jual motor untuk mengikuti pelatihan. Susah dong pergi ngajarnya ntar.. Sempat terdengar ucapan itu dari saudara sebangsa dan setanah airku. bodo amat dah.. gojek ada, yang penting gak nyusahin dia. Jangan mengukur proses hidup orang lain dengan diri kita. Tidak akan pernah sama.. karna masa lalu kita berbeda-beda kawan. Pertualangan baru dimulai, berjuang mencari pengalaman sebagai wasit futsal di Kota Batam. Belajar, belajar dan belajar dari lapangan ke lapangan.. Kesalahan, koreksi, ingat, coba lagi...coba lagi dan coba lagi.. Saat itu bisa mendapatkan kesempatan memimpin pertandingan adalah hal yang paling menyenangkan. Terus pergi kelapangan futsal gimana ? kan motor udah dijual...Lagi-lagi jawaban saya masih sama, GOJEK. Ada cerita menarik waktu itu kawan.. dapat kesempatan memimpin pertandingan didaerah yang cukup jauh, otomatis biaya gojek juga lumayan. Alhasil honor memimpin pertandingan setengahnya habis untuk perjalanan pergi dan pulang. Alhamdulillah di syukuri karna niat saya bukan semata-mata bukan mencari uang namun lebih mencari pengalaman.

2018, membuktikan apa yang kita perjuangkan tidak akan sia-sia..

Masih ditahun yang sama, Alhamdulillah diberi kesempatan untuk merasakan suasana pertandingan resmi Liga Nusantara Provinsi Kepulauan Riau, Agustus 2018. Banyak sekali pelajaran yang saya dapatkan. Bertemu wasit-wasit senior dan beberapa hal yang belum sempat saya rasakan ditempat lain. Seperti di TV kawan... masuk kelapangan di iringi  musik FIFA anthem, dan dilanjutkan dengan lagu Bagimu Negeri. Merinding... berdiri semua bulu tangan saat itu kawan...


November, 2018. Dengan segala kerendahan hati dan rasa syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan kesempatan begitu besar. Mimpi yang menjadi kenyataan bisa mewakili Kota Batam sebagai wasit diajang Porprov IV Provinsi Kepulauan Riau yang dilaksanakan di Kota Tanjung Pinang. Terima kasih kepada Bang Masril yang telah memberikan kepercayaan kepada saya untuk melangkah lebih jauh. Porprov adalah mimpi saya sejak 2014 silam, dimana saat itu saya hadir  sebagai penonton kala adik kandungku berlaga di ajang 4 tahunan ini. Renggi Erwanda berhasil mewakili Kabupaten Lingga cabang Bulutangkis, Karimun 2014. Sejak saat itu saya bertekad untuk menjadi bagian di ajang olahraga terbesar se Provinsi Kepulauan ini entah sebagai pelatih atau official. Kenapa tidak berniat untuk menjadi atlit ? faktor umur adalah jawaban paling masuk akal..
Tidak terlintas sedikitpun untuk menjadi wasit pada saat itu, dan ternyata wasit yang membawa saya bergabung disana. Memang rencana tuhan indah kawan.. asalkan kita berjuang dan berusaha..

Technical meeting Futsal Porprov IV Kepri, Hotel BBR, Tanjung Pinang, 2018


Pengalaman yang menjadi modal berharga sekaligus motivasi untuk melangkah lebih jauh lagi. Merasakan proses yang panjang dimulai dari perkenalan, penentuan kostum pemain dan lain-lain. Jujur ini pengalaman yang sangat-sangat mengesankan. Perkenalan... Wasit yang akan memimpin pertandingan " Erga Kurniawan " asal Kota Batam.. mohon berdiri..ucap Bang Masril yang pada saat itu bertugas sebagai PP.  Kali ini bukan hanya bulu tangan yang berdiri namun jantung rasanya senam zumba di dada. lebay..


Pertandingan Perdana Porprov IV Kepilauan Riau 2018

Bukan hal mudah memimpin pertandingan saat itu, lahir di Kabupaten Karimun, SMA di Kabupaten Lingga dan kini menjadi wasit asal Kota Batam. Disinilah saya belajar profesional didalam lapangan.. berusaha fokus dalam memimpin pertandingan dengan sebaik-baiknya. Kritikan, saran  dan kejadian dilapangan selalu saya catat dikertas selembar sebagai evaluasi dan pengingat diri karna kesempatan ini belum tentu terulang kedua kali. Bertugas bersama 5 wasit yang dipilih dari Kabupaten/ Kota se Provinsi Kepri yang berasal dari Kota Tanjung Pinang, Karimun, Batam, dan Bintan. Orang-orang dengan pengalaman yang sangat luar biasa mampu mensuport dan menguatkan saat gemetar tempurung lutut mulai terlihat. Maklum saja, saat itu saya menjadi wasit termuda.. muda dari pengalaman yang harus banyak belajar, belajar dan belajar. Terimakasih kawan sudah memberikan kesan yang sangat berharga baik dilapangan maupun diluar lapangan. 






Setelah lebih kurang sepuluh hari bertugas di Porprov IV Kepri akhirnya Kota Batam keluar sebagai juara kategori putra, dan Kabupaten Karimun menggenggam juara kategori putri. Selamat kepada pelatih dan pemain. Pada kesempatan ini juga saya memohon maaf jika ada kekurangan saat memimpin pertandingan. Hari terakhir di tutup dengan penyerahan mendali dan sertifikat penghargaan kepada seluruh pemain, pelatih dan wasit yang bertugas.

Penyerahan Sertifikat oleh bapak sendro

Tugas di lapangan tuntas dilaksanakan kami pun melanjutkan perjalanan esok harinya mengunjungi objek wisata yang ada di Kota tg. Pinang di temani oleh salah satu wasit asal kota gurindam tersebut.






Pengalaman yang sangat luar biasa untuk menutup tahun 2018. Terima kasih ya Allah telah mengabulkan keinginan yang tersimpan dihati, Terima kasih Bang Masril yang telah memberikan kesempatan ini. Jalan hidup setiap manusia memang berbeda-beda. Intinya jangan pernah menyerah mengejar mimpi, jaga kepercayaan orang lain dan tetap menundukkan kepala karna diatas langit masih ada langit. 

Kembali meminta doa sahabat agar langkah kaki mencapai wasit nasional segera terlaksanakan.


Dari pulau kecil Kepulauan Riau, Salam..

Erga Kurniawan S, S.Pd.















Komentar

Postingan Populer